Rabu, 13 Februari 2013

Kitab sunan ibnu majah


Nama: halimah sa’diyah        
Semester: IV ( empat )
Mata kuliah: mustholah hadis
Pengajar: ustdz sulton Lc

KITAB SUNAN IBNU MAJAH

  1. A.     Penulis Kitab Shohih Sunnan Ibnu Majah.


Nama lengkapnya Abdullah Muhammad bin Yazid bin Majah ar-Rabi’i Al-Qazwini. Ia lebih akrab dipanggil Ibnu Majah. 
Ulama yang dikenal kejujuran dan akhlak mulianya ini dilahirkan di Qazwin, Irak pada 209 H/824 M. Sebutan Majah dinisbahkan kepada ayahnya, Yazid, yang juga dikenal dengan nama Majah Maula Rab’at. Ibnu Majah adalah muhaddits ulung, mufassir dan seorang alim.
Beliau meninggal pada hari senin, tanggal duapuluh satu ramadlan tahun dua ratus tujuh puluh tiga hijriah. Di kuburkan esok harinya pada hari selasa. Semoga Allah selalu melimpahkan rahmat dan keridlaan-Nya kepada beliau.
  1. B.    Nama kitab dan kandungan Hadist

Kitab sunan ibnu majah adalah salah satu kitab karya Imam Ibn Majah terbesar yg masih beredar hingga sekarang. Dengan kitab inilah nama Ibn Majah menjadi terkenal. Ia menyusun sunan ini menjadi beberapa kitab dan beberapa bab. Sunan ini terdiri dari 32 kitab 1.500 bab. Sedang jumlah haditsnya sebanyak 4.000 buah hadits.

s          C. Sistem Penulisan
Kitab sunan ini disusun menurut sistematika fiqih yg dikerjakan secara baik dan indah. Ibn Majah memulai sunan-nya ini dengan sebuah bab tentang mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Dalam bab ini ia menguraikan hadits-hadits yg menunjukkan kekuatan sunnah kewajiban mengikuti dan mengamalkannya. Kedudukan Sunan Ibn Majah di antara Kitab-kitab Hadits Sebagian ulama tidak memasukkan Sunan Ibn Majah ke dalam kelompok “Kitab Hadits Pokok”
D          D.  Kekurangan dan Pembelaan
Yang menjadi monumental dan populer di kalangan Muslim dan literatur klasik dari karya Ibnu Majah adalah kitab –kitab yang diriwayatkannya, beberapa kalangan ulama mengkategorikan sebagiannya sebagai hadits lemah, Sunan Ibnu Majah ini berisikan hadits yang shahih, hasan, dhaif bahkan maudhu’. Imam Abul Faraj Ibnul Jauzi mengkritik ada hampir 30 hadits maudhu' di dalam Sunan Ibnu Majah walaupun disanggah oleh As-Suyuthi.
Atas ketekunan dan kontribusinya di bidang ilmu-ilmu Islam itu, khususnya disiplin ilmu hadits, banyak ulama yang kagum dan menilainya sebagai salah seorang ulama besar Islam. Seorang ulama bernama Abu Ya’la Al-Khalili Al-Qazwini misalnya, berkata, "Ibnu Majah adalah seorang kepercayaan yang besar, yang disepakati tentang kejujurannya, dapat dijadikan argumentasi pendapat-pendapatnya. Ia mempunyai pengetahuan luas dan banyak menghapal hadits.
Meski disusun oleh ulama besar yang sangat alim di berbagai bidang, kitab kumpulan hadits ini menjadi bahan perdebatan panjang dulu sebelum dijadikan buku induk hadits.
Tak seperti lima kitab sebelumnya yang dimufakati ulama perihal kelayakannya menjadi anggota kutubus sittah, kitab Sunan Ibnu Majah yang berada di urutan keenam harus melewati banyak perdebatan para ahli hadits sebelum dianggap layak menjadi bagian dari enam kitab induk hadits tersebut.
Ulama yang tidak memasukkan kitab tersebut ke dalam kutubus sittah beralasan derajat Sunan Ibnu Majah lebih rendah dari kitab-kitab hadits yang lima, karena memuat juga hadits yang munkar dan maudhu’ (palsu) meski hanya sedikit. Sebagai gantinya mereka memasukkan kitab hadits Al-Muwaththa karya Imam Malik, yang dianggap lebih shahih, di urutan keenam.
Ulama pertama yang berpendapat demikian adalah Abul Hasan Ahmad bin Razin Al-Abdari As-Sarqisti (wafat tahun 535 H) dalam kitabnya At-Tajrid fil Jam’i Bainas-Shihah. Pendapat ini didukung oleh Abus Sa’adat Majduddin Ibnul Asir Al-Jazairi Asy-Syafi’i (wafat 606 H) dan Imam Az-Zabidi Asy-Syafi’i (wafat 944 H) dalam kitabnya Taysirul Wushul.
Sementara yang menganggap Sunan Ibnu Majah cukup layak menjadi bagian dari kutubus sittah berargumen, kitab tersebut memberikan banyak zawaid (tambahan) hadits yang memperkaya kelima kitab sebelumnya (kutubul khamsah). Sedangkan kitab Al-Muwaththa’, hampir seluruh haditsny telah termuat dalam kutubul khamsah.
Ulama pertama yang berpendapat demikian adalah Al-Hafizh Abul-Fardh Muhammad bin Tahir al-Maqdisi (wafat 507 H) dalam kitabnya Athraful Kutubis Sittah dan dalam risalahnya Syurutul Aimmatis Sittah. Pendapat itu belakangan diikuti oleh Al-Hafizh ‘Abdul Ghani bin al-Wahid al-Maqdisi (wafat 600 H) dalam kitabnya Al-Ikmal fi Asma’ ar-Rijal dan mayoritas ulama hadits periode sesudahnya.
Meski termasuk kutubus sittah, pada dasarnya seluruh ulama muhadditsin sepakat, martabat Sunan Ibnu Majah ini berada di bawah martabat kutubul khamsah, karena paling banyak memuat hadits-hadits dha’if. Karena itu hadits-hadits dari kitab sunan ini sebaiknya digunakan sebagai hujjah untuk persoalan aqidah atau fiqih kecuali setelah melalui penelitian yang seksama terlebih dahulu.
Jika kedudukannya shahih atau hasan, hadits tersebut boleh dijadikan pegangan. Namun bila tidak, lebih baik mencari dalil-dalil dari kitab lain yang lebih kuat. Lain halnya bila hanya untuk persoalan fadhailul a’mal, keutamaan ibadah, yang mana hadits berderajat dhaif pun masih bisa ditolerir oleh mayoritas ulama kita.
Hal lain yang memberikan nilai lebih kepada kitab Sunan Ibnu Majah adalah beberapa hadits tsulatsiyyat yang diriwayatkan sang Imam dalam kita tersebut. Hadits tsulatsiyyat adalah hadits yang sanadnya tinggi, sehingga dari Nabi Muhammad SAW sampai ke Ibnu Majah melalui tiga perawi. Hadits-hadits tsulatsiyyat jumlahnya tidak banyak dan menjadi kebanggaan tersendiri bagi ahli hadits jika berhasil mendapatkannya.          
  Persaksian Para Ulama Terhadap Beliau
                     1)    Al HafizhAl Khalili menuturkan; “(Ibnu Majah) adalah seorang yang tsiqah kabir, muttafaq        
2)      Al Hafizh Adz Dzahabi menuturkan; “(Ibnu Majah) adalah seorang hafizh yang agung, hujjah dan ahli tafsir.”
3)      Al Mizzi menuturkan; “(Ibnu Majah) adalah seorang hafizh, pemilik kitab as sunan dan beberapa hasil karya yang bermanfa’at.”
4)      Ibnu Katsîr menuturkan: “Ibnu Majah adalah pemilik kitab as Sunnan yang Masyhur. Ini menunjukkan ‘amalnya, ‘ilmunya, keluasan pengetahuannya dan kedalamannya dalam hadits serta ittibâ’nya terhadap Sunnah dalam hal perkara-perakra dasar maupun cabang.

Referensi:
1.      Lidwa pustaka
2.      http://republika.com
3.      http://istanailmu. com
4.      http://ensiklopedi islam.  
.      Kitab Sunan Ibnu Majah

Sunan Abu Dawud


Studi Kitab Hadits Sunan Abu Dawud

Riwayat Hidup Singkat Beliau
Namanya Abu Daud Sulaiman Ibn al-Asy’as Ibn Ishak Ibn Basyir Ibn Syidad Ibn Amr Ibn Amran al-Azdiy al-Sijistaniy. Ia dilahirkan di Sijistan (salah satu wilayah dalam kota Bashrah) pada 202 H/ 817 M. dan meninggal di Bashrah tanggal 15 Syawal 275 H/ 888 M.
Abu Daud adalah seorang ulama yang hafizh al-Qur’an dan ahli dalam berbagai ilmu pengetahuan keislaman, terutama ilmu fikih dan hadis. Pendidikannya dimulai dengan belajar bahasa arab, al-Qur’an dan pengetahuan agama lainnya. Sampai usia 21 tahun ia bermukim di Bagdad. Setelah itu ia melanjutkan belajarnya keluar daerah seperti Hijaz, Syam (Syuriah), Mesir, Khurasan, Ray (Teheran), Harat, Kufah, Tarsus, dan Basrah.
Dalam perjalanannya itu ia berjumpa dan berguru kepada para pakar hadis, seperti Ibn Amr al-Darir, Ahmad Ibn Hanbal, al-Qa’nabiy, Muslim bin Ibrahim, Abdullah Ibn Raja’, Abu Walid al-Tayalisiy dan lain-lain. Sebagian gurunya ada pula yang menjadi guru Imam Bukhari dan Muslim, seperti Ahmad bin Hanbal, Usman Ibn Syaibah, dan Qutaibah Ibn Sa’id.
Setelah pengembaraannya yang panjang dalam studi tersebut, Abu Daud menghasilkan sebuah karya yang monumental, yakni Sunan Abu Daud. Banyak ulama hadis yang tercatat berguru kepadanya dan sekaligus mengambil serta menyebarluaskan hadis-hadis yang ada dalam sunannya itu. Diantara murid-muridnya adalah Imam al-Nasa’I, Abu Bakar bin Abu Daud, Abu Awanah, Abu Basyar al-Daulabiy, Abu Sa’id al-Arabiy, Abu Ali al-Lu’luiy, Abu Bakar bin Dasah, dan Abu Salim Muhammad bin Sa’id al-Jaludiy.
Selain kitab sunan, Abu Daud juga menulis karya-karyanya yang lain, seperti: al-Marasil, Masail al-Imam Ahmad, al-Nasikh wa al-Mansukh, Risalat fi Wasf kitab al-Sunan, al-Zuhd, Ijabat ‘an Shalawat al-Ajurriy, As’ilah ‘an Ahmad bin Hanbal, Tasmiyat al-Akhwan, Kitab al-Qadr, al-Ba’su wa al-Nusyur, Dalailu al-Nubuwwah, Fadhailu al-Anshar, Musnad Malik, al-Du’a, Ibtida’ al-Wahy, al-Tafarrud fi al-Sunan, Akhbar al-Khawarij, dan al-Masail al-latiy Khalafa ‘alaiha al-Imam Ahmad.
Banyak orang yang memuji Abu Daud sebagai orang yang wara’, cakap, dan berkemampuan tinggi, terpecaya serta termasuk seorang ulama yang terkemuka. Dia juga dianggap seorang faqih dan seorang ulama yang akurasi dalam penerimaan hadis patut diperhitungkan. Misalnya Musa ibn Harun menyatakan, “Abu Daud lahir ke dunia adalah untuk memelihara hadis, dan hidup di akhirat nanti akan di tempatkan di syurga. Tidaklah aku melihat seseorang pun yang melebihi dia (Abu Daud) dalam keutamaan.”
Pujian lainnya juga datang dari Abu Bakar al-Khilal, ahli hadis dan fiqih terkemuka yang bermazhab Hanbaliy. Dia menggambarkan Abu Daud Sulaiman bin al-‘Asy’as, imam terkemuka di zamannya adalah seorang tokoh yang telah menggali beberapa bidang ilmu dan mengetahui tempat-tempatnya, dan tiada seorang pun pada masanya yang dapat mendahului dan menandinginya. Abu Bakar al-Asbihaniy dan Abu Bakar Ibn Sadaqah senantiasa menyanjung-nyanjung Abu Daud karena ketinggian derajatnya, dan selalu menyebut-nyebutnya dengan pujian yang tidak pernah mereka berikan kepada siapapun di zamannya.
Kepustakaan:
1-     Muhammad Abu Zahwu, al-Hadis wa al-Muhaddisun, Beirut: Dar al-Fikr al-‘arabiy, 1984.
2-     Muhammad Muhy al-Din Abd. Hamid (tahqiq), Sunan Abu Daud I, Mesir: Maktabah Tijariah kubra, 1950.
3-     Muhammad, Muhammad Abu Syuhbah, Fi Rihab al-Sunnah al-Kutub al-Sihhah al-sittah, t. tp:Majma’ al-Buhus al-Islamiah, 1969.
4-     Raja Mustafa Hazin, I’lam al-Muhaddisun wa Manahijuhum fi al-Qarni al-Salis al-Hijriy, Kairo: al-Azhar, t. th.
5-     Kamil Muhammad Muhammad Uwaidhah, A’lamu al-Fuqaha’ wa al-Muhaddisin: Abu Daud, Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiah, 1996.

Pendapat Ulama tentang Kitab Sunan Abu Daud

Al-Khattabiy berkata, Kitab sunan Abu Daud adalah sebuah kitab yang mulia, yang belum pernah disusun sesuatu kitab yang menerangkan hadis-hadis hukum sepertinya. Para ulama menerima baik kitab sunan itu. Karenanya, ia menjadi hakim antara fuqaha’ yang berlainan (berbeda mazhab). Kitab inilah yang dipegang oleh para ulama Irak, Mesir, Maroko, dan lain-lain. Abu Daud-lah yang mula-mula menyusun kitab hadis yang mengumpulkan hadis-hadis hukum. Oleh karenanya, Sunan Abu Daud mendapat kedudukan yang tinggi dikalangan ulama hadis.
Kitab ini beredar luas di masa hidup penulisnya. Ali Ibn Hasan, mengatakan bahwa ia mempelajari kitab ini enam kali dari Abu Daud. Dibanding kitab lain, kitab ini adalah kitab yang terbaik dan lebih komperehensif dalam masalah hadis-hadis hukum. Ibnu Shalah (w. 642 H/1246 M), Ibnu Mundih, dan Ibnu Abd. Al-Bar (ketiganya ahli hadis) menilai karya tersebut sebagai bermutu standar untuk berhujjah.
Ibnu al-Qayyim berkata: “Mengingat bahwa kitab sunan karya Abu Daud Sulaiman bin Asy’as al-Sijistaniy memiliki kedudukan tinggi sebagaimana ditakdirkan demikian oleh Allah, sehingga hakim di kalangan umat Islam dan pemutus bagi pertentangan dan perbedaan pendapat, maka kepada kitab itulah orang-orang mengharapkan keputusan dan dengan keputusannya, mereka yang mengerti kebenaran akan merasa puas. Demikian ini karena Abu Daud dalam kitabnya menghimpun segala macam hadis hukum dan menyusunnya dengan sistimatika yang baik dan indah, serta melalui proses seleksi ketat di samping tidak mencantumkan hadis yang diriwayatkan seorang yang tercela (majruh) dan lemah (dha’if).
Sementara itu Ibnu Hajar al-Asqalaniy, Imam Nawawiy dan Ibnu Taimiah mengkritik karya Abu Daud tersebut. Kritik tersebut meliputi: (a) tidak adanya penjelasan tentang kualitas suatu hadis dan kualitas sanad (sumber, silsilah dalam hadisnya) sementara yang lainnya disertai dengan penjelasan; (b) adanya hadis yang dha’if (lemah) menurut penilaian ahli, tetapi tanpa penjelasan kedha’ifannya oleh Abu Daud; (c) adanya kemiripan Abu Daud dengan Imam Hanbaliy dalam mentoleransi hadis yang oleh sementara kalangan dinilai dha’if.
Al-Tirmisi mengungkapkan di antara kelemahan kitab sunan, terutama dalam hal pemakaian rawinya. Dia mengatakan: “Abu Daud tidak mengambil riwayat dari rawi yang tertuduh dusta (matruk) di dalam sunannya. Tetapi rawi yang mungkar masih diterima riwayatnya, kendatipun dengan penjelasan kemungkarannya. Misalnya hadis yang mengandung wahn syadid yang berarti hadis itu dinilainya dha’if meskipun dijelaskan kedha’ifannya. Juga pernyataannya rawi yang bernama Haris ibn Wajih (misalnya), adalah rawi yang mungkar dan dengan begitu hadisnya lemah. Mengenai hal yang berhubungan dengan inqitha’ disebut dengan jelas, misalnya dalam bab kaifa al-mashu, ia menjelaskan bahwa rawi yang bernama Saur bin Yazid tidak berjumpa dengan rawi berikutnya yakni Raja Ibn Hamimah.
Adapun hadis yang tanpa komentar, Ibn Rusyd mengatakan bahwa hadis tersebut shahih menurut Abu Daud. Namun menurut Ibn Shalah hadis yang demikian itu derajatnya hasan dan mungkin dha’if. Sedangkan Imam al-Hafizh Ibn al-Jauzi telah mengkritik beberapa hadis yang dicantumkan oleh Abu Daud dalam sunannya dan memandangnya sebagai hadis-hadis maudhu’ (palsu). Jumlah hadis tersebut sebanyak sembilan buah hadis.
Berkaitan dengan kritikan al-Jauzi terhadap kitab sunan Abu Daud tersebut, Jalaluddin al-Suyuthi telah memberikan tanggapan sekaligus sanggahan terhadap kritikan-kritikan tersebut. Walaupun kritikan-kritikan itu dapat diterima, maka sebenarnya hadis-hadis yang dikritik itu sangat sedikit jumlahnya. Dan hal ini tidak ada pengaruh yang sangat berarti terhadap kitab sunan ini, sebagai referensi ulama.
 _ ini tugas semester 4, madah ilmu hadis bersama ustadz sulton lc_  

KALAU JODOH TIDAK AKAN KEMANA

BISMILLAH
ASSALAMUALAIKUM WR WB,


Aku pernah melihat di berandaku ada status yg mengatakan begini:
"Kalau jodoh gak akan kemana, tp kalau gak jodoh pasti kemana-mana".

Hehe..entah siapa yg pertama kali memproklamirkan kalimat tersebut, tp aku pribadi setuju sekali dengan statement tersebut.
kenapa..? Yaahh karena kadang kita tak pernah menyangka bahwa jodoh kita sebenarnya adalah orang tiaphari ada didekat kita, tp kita malah sibuk mencari kesana kemari kayak nyari ayam hilang..hehe. Disitu juga ada rahasia biar ketemu jodoh lho.... mari bareng-bareng ngamalin biar aku kamu cepet ketemu jodohnya (amiiiiin) 


 7 RAHASIA AGAR ALLAH SEGERA MEMPERTEMUKAN DENGAN JODOH TERBAIK MU "

❥ Ketika jodoh gak datang-datang,Apa masalahnya??

❥ Inilah 7 rahasia yang semoga jadi upaya hadirnya pertolongan ALLAH..

❥ 1. JANGAN-JANGAN ADA DOSA YANG SELAMA INI JADI PENGHALANG HADIR NYA JODOH :

❥ Sehingga sebelum dosa itu ditaubati,ALLAH bakal nutup rapat2 pintu jodoh..

❥ Maka langkah awal,ingat-ingat semua dosa,sesali,tangisi,Istighfari & janji jangan ulangi dosa itu lagi..

❥ Taubat sebener2nya tobat..

❥ 2. DIAM-DIAM DO'A KAN SAHABAT MU AGAR DI PERTEMUKAN JODOH NYA :

❥ Do'a mukmin bagi saudaranya secara diam-diam,akan di Aamiini malaikat & mantul ke kita..

❥ 3. MINTA DO'A2 ORANG KERAMAT (ORANG TUA) :

❥ Kalo ortu sudah nangis dalam tahajudnya buat do'a kan anaknya,maka tinggal nunggu terkabulnya..

❥ 4. TERUSLAH BERDO'A :

❥ "Rabbii laa tadzarnii..

❥ " (Ya ALLAH,jangan biarkan aku sendiri) "

❥ Dan dengan Do'a2 yang berkaitan dengan Jodoh Dari Al-Qur'an,Hadits atau Tuntunan para 'Ulama..

❥ Kalo gak ngadu ke ALLAH,mau ke siapa lagi? Sambil nangis..

❥ 5. PERBAIKI DIRI :

❥ ALLAH akan ngasih jodoh baik bagi orang yang baik..

❥ Agar jodohmu baik,maka ALLAH gak bakal nemuin sebelum kau perbaiki diri..

❥ 6. SEDEKAH :

❥ Kalau ini mah udah gak usah ditanya lagi faedahnya,Segala masalah tuntas dengan sedekah yang ikhlas Segala hajat bakal terkabul..

❥ 7. IKHTIAR DAN TAWAKAL:

❥ Upaya yang ngotot,habis itu serahin pada-NYA..

❥ Usaha sebisa-bisanya,berserah sepasrah-pasrahnya,ALLAH yang Maha Menakdirkan..

❥ Insya ALLAH dengan 7 rahasia tersebut,ALLAH akan mempermudah jalan menuju pertemuan agung itu,Insya ALLAH..

❥ Aamiin Yaa Rabbal'alamiin..

Sabtu, 09 Februari 2013

NIHAI AL-MUKMIN NGRUKI 2009


                                                                    INI FOTO TEMAN-TEMAN DARI TAKHASSUS

satu Hati

Sungguh indah tali persahabatan ini
seperti jalinan warna dalam indahnya pelangi
Bunga-bunga pun menyanyikan melodi
Menyemarakan suasana ini

Canda tawa mengiringi kasih kita
Badai topan kita terjang bersama
Bersatu hati melangkah bergandengan tangan
Berjalan bersama satu visi

Mari sobat!
Melangkahlah bersama-sama
Satukan hati dan pikiran
Menjalankan misi kita
Membangun dunia baru

Penuh cinta dan kasih
Hingga semakin banyak jiwa
Boleh mengalami kasih-Nya
Yang memulihkan dan memperbaruhi

GALAU

ini kata-kata para remaja yang mungkin belum menemukan pasangan hidupnya 


 Menurut sumber orang yang sering galau yaitu diri gue sendiri. Galau adalah Keadaan Dimana seseorang menjadi murung secara mendadak bisa dibilang Manyun Sindrom. Ya , Manyun secara dratis, dimana secara dratis gerak bibir menjadi manyun secara tidak wajar ! waw mengesankan !. Emosional seseorang akan turun dratis menuju titik kesedihan paling dasar.
Penyebab itu semua hanya satu yaitu, ” Banyak pikiran !”. Banyak pikiran yang dimaksud adalah , Bisa jadi karena terlalu banyak memikirkan sesuatu yang nggak jelas. Padahal, sumpah secantik - cantiknya cewek kalau manyun, itu jelek. Hal tersebut berlaku untuk para kaum laki - laki.
Kembali, menurut sumber orang yang sering galau yaitu diri gue sendiri. Menyarankan, sebaiknya berhentilah memikirkan someone.
Jadi pada intinya adalah Galau itu adalah keadaan dimana kita jadi sedih dan murung karena memikirkan sesuatu. “Melancholis deh istilah kerennya. Galau sepertinya memang lagi ngetrend ya saat ini. Terutama di kalangan Remaja dan pelajar, seperti gue contohnya hahai.
Menurut sumber orang yang sering galau yaitu diri gue sendiri. Galau ini harus di basmikarena menjengkelkan umat ababil !. Coba anda bayangkan, Misalnya anda secara nggak sengaja lagi mojok atau menyender di pojokan ruang kelas . Pasti eh teman sebangku anda dengan santai dan tanpa dosanya datang dan menyapa anda terus bilang Eh lo kenapa?, lo lagi galau ya?. Saran gue, kalau anda pernah mengalami hal seperti itu. Cuma satu jalan keluarnya !. Apakah itu? yaitu dengan mengatakan gue gi berfikir dan gi merenung berapa banyak dosa yang ku perbuat hehehe gak seper lho yang yang gak nyadar berapa banyak dosa lho yang tlah kau perbuat, mending gue gtu hehehe.

Kiat-Kiat Menghafal Al-Quran

Didalam mengahafal Al-Quran, ada beberapa masalah penting yang wajib diperhatikan oleh para penghafal
Al-Quran (Huffadz). Karena mengahafal itu bukan perkara yang cepat saji dan bisa dilakukan oleh semua orang. Karena mengahafal Al-Quran sendiri ialah pekerjaan yang membutuhkan tenaga dan usaha dan pelakunya ialah orang-orang yang dipilih oleh Allah jalla wa ala.

Refleksi Tantangan Dakwah III

Kita dapati dinegeri tercinta ini banyak sekali gerakan geraka seruan selain islam. seperti gerakan seruan orang nashoro yang bisa dikenal dengan misionaris.
Misionaris diindonesia sangat berkembang pesat dalam menyerukan ajaranya. Sampai gerakan mereka ini tersebar kepedalam-pedalaman Indonesia. Seperti dipulau jawa daerah pedesaan yaitu magelang. Setelah terjadinya bencana guung merapi yang heboh tahun 2011. Gerakan misionaris

Jumat, 08 Februari 2013

Refleksi Tantangan Dakwah II


2.  Adanya dakwah fanatik
Yang program dakwah, penyebaran islam ini hanya sebatas kelompok tertentu dan bagi yang bukan dari kelompoknya dilarang untuk masuk.
Kita dapati realita seperti perihal diatas banyak sekali diindonesia, di pulau-pulau indonesia sudah tersebar model dakwah yang seperti ini. Dakwah hanya bisa diikuti atau diajarkan kepada kelompok-kelompok tertentu.
Kalau dakwah dengan bentuk terkotak-kotak seperti ini maka akan menjadi tantangan tersendiri dalam berdakwah, karena bisa jadi ketika

Refleksi Tantangan Dakwah I



Tantangan-tatangan dakwah da’I.
1. Tantangan dakwah yang pertama ialah Ruwaybidhoh.
Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam pernah mengingatkan kepada kaum muslimin seluruhnya akan tiba suatu zaman yang didalamnya terdapat seorang yang bodoh akan agama islam tetapi malah dia diangkat sebagai seorang pandai yang dipercayai kata-katanya, dibenarkan perkatanya, dan ketika dia memberi fatwa akan di benarkan.

Al-Qomah Dan Ibu



Dengan tergopoh-gopoh, isteri Al-Qamah menghadap Rasulullah SAW mengabarkan suaminya sakit keras. Beberapa hari mengalami naza' tapi tak juga sembuh. "Aku sangat kasihan kepadanya ya Rasulullah," ratap perempuan itu.
Mendengar pengaduan wanita itu Nabi SAW merasa iba di hati. Beliau lalu mengutus sahabat Bilal, Shuhaib dan Ammar untuk menjenguk keadaan Al-Qamah. Keadaan Al-Qamah memang sudah dalam keadaan koma. Sahabat Bilal lalu menuntunnya membacakan tahlil di telinganya, anehnya seakan-akan mulut Al-Qamah rapat terkunci. Berulang kali dicoba, mulut itu tidak mau membuka sedikitpun.
Tiga sahabat itu lalu bergegas pulang melaporkan kepada Rasulullah SAW tentang keadaan Al-Qamah. "Sudah kau coba menalqin di telinganya?" tanya Nabi.