Jumat, 08 Februari 2013

Refleksi Tantangan Dakwah I



Tantangan-tatangan dakwah da’I.
1. Tantangan dakwah yang pertama ialah Ruwaybidhoh.
Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam pernah mengingatkan kepada kaum muslimin seluruhnya akan tiba suatu zaman yang didalamnya terdapat seorang yang bodoh akan agama islam tetapi malah dia diangkat sebagai seorang pandai yang dipercayai kata-katanya, dibenarkan perkatanya, dan ketika dia memberi fatwa akan di benarkan.

Sebagaimana hadits riwayat Imam bukhori:
" سيأتي على الناس سنوات خداعات يصدق فيها الكاذب و يكذب فيها الصادق و يؤتمن فيها الخائن
 و يخون فيها الأمين و ينطق فيها الرويبضة . قيل : و ما الرويبضة ؟
 قال : الرجل التافه يتكلم في أمر العامة " .[1]
Artinya: Akan datang pada manusia masa-masa penuh tipu daya, dibenarkan didalamnya pendusta dan didustakan orang yang jujur, dipercaya didalamnya penghianat dan dihianati orang yang amanat. Dan berbicaralah ruwaybidhoh, ditanya : apa itu ruwaybidhoh.? Dijawab : orang yang bodoh berbiacara dalam semua perkara. (Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih)[2]
Dari hadits diatas, ternyata ini merupakan prediksi Rasulullah akan tibanya suatu zaman yang didalamnya dibenarkan orang-orang yang bodoh akan agama. Dan jika ditarik kepada permasalahan dakwah orang-orang seperti inilah yang bisa menghalangi dakwah yang benar, dakwah yang menuju kepada shirotol mustaqim, dakwah yang mengajak kepada islam kaafah.
Dan dampak dari ruwaybidhoh ini sagatlah besar. Bukan hanya menghalangi berjalanya dakwah islam yang benar akan tetapi bisa menyesatkan umat yang seharusnya berada pada jalan yang lurus, tetapi umat akan berada pada jalan yang rusak dan tidak ada tujuan yang dituju. Umat akan berada dalam kesalahan dan kehancuran jika berlama-lama dalam keadaan seperti ini.
Bisa diambil misal ialah orang yang menyebarkan paham-paham orientalisme. Yang didalamnya terdapat banyak ajaran-ajaran yanag merusak islam. seperti paham liberal, sekuler, relativisme, dll.
Dan tantangan ini bisa dalam masa kini atau masa depan.



[1] قال الألباني في " السلسلة الصحيحة " 4 / 508
[2] Muhammad Nasirudin Albani, Silsilatul Shohihah Mujalladaat Kamilaat 1-9, Juz: 3. Hlm, 386.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar